Senin, 06 Oktober 2014

kutipan baru_Bumi perkemahan gunung puntang



assalamu'alaikum ukhti,,, :D ini ada postingan lagi nih, kutipan dari novel aku yang sedang dalam proses penulisan... yukkz di simak berbagai cerita yang aku kemas dalam coretanku,,, 


Coretan 8
Bumi perkemahan gunung puntang

Ribuan kalimat terurai indah dari bibir ini, menyelimuti indahnya kabut di pagi yang cukup mengasyikkan, rasanya tak ada habisnya untuk bersyukur atas segala nikmat yang Ia berikan. Burung-burung menari  seolah ingin menyampaikan kegembiraannya terhadap suasana di pagi itu. Kulihat hp-ku bergetar, owh pesan dari ayah. Ayah bertanya tentang kemah yang akan aku laksanakan bersama teman-temanku dalam acara Kemah Gembira Himpunan Mahasiswa Rokan Hulu Bandung, di gunung Puntang
Pengalengan. Ya, iya ayahku sayang, aku akan hati-hati, tidak jauh dari kawan, tepat makan dan tepat shalat. Ayah adalah sesosok pria terhebat dalam hidupku. Ayahku bukan malaikat yang tidak memiliki dosa, kekurangan tentu banyak ia miliki. Tapi dia adalah pria yang terhebat dan super sedunia. Begitu juga ibuku, tak ada wanita terindah yang aku punya selain dia. Dia lah semangatku untuk menjalani segala bentuk aral kehidupan yang aku lewati.
Kusiapkan semua kebutuhan yang sekiranya perlu aku bawa. Ya begitulah wanita, ini itu harus di bawa, ini itu harus di persiapkan. Tak sabar rasanya ingin menikmati indahnya pemandangan gunung yang selama ini hanya aku lihat di tivi dan gambar di buku,hehe kasihan. Mobil sudah parkir di depan, tio sang supir sudah siap sedia, dan teman-teman sudah siap meluncur. Harapan kami hanya bisa sampai tepat waktu, lancar, selamat sampai tujuan dan menikmati keindahan alam yang permai di Buper gunung puntang. 
Mobil melaju menuju lokasi, kebiasaan yang selalu terjadi di setiap kota sudah mulai kami rasakan, ya, apa lagi kalau bukan  Macet panjang. Bagaikan ribuan deretan mobil yang sedang parkir. Sampai kapan negeri tercinta ini harus mengikuti alur kehidupan yang terkadang sangat menyiksa ini. Ingin terbebas dari semua itu seperti berharap suatu keajaiban yang mungkin tak akan terjadi. Tak berhenti celotehan teman ku untuk meramaikan perjalanan. Ide yang bagus, setidaknya kekacauan lalu lintas yang amat sembraut ini dapat kulupakan sejenak. Ya ya ya,,, tra la la tra li li.. kebosanan perjalanan mulai aku rasakan, ku coba pejamkan mata ini namun tak berhasil. Kembali aku dan teman-teman bercerita untuk mengisi kekosongan yang aku rasakan. Perasaan yang kacau tentang  kekhawatiranku akan kesehatan ayahku kembali aku rasakan. Teringat kata-kata temanku saat kamu merasa gundah ingatlah Dia, panjatkan doa pada-Nya. Ketenangan kembali aku rasakan.
Entah berapa kilometer telah kami lewati, aku paling tak lihai dalam menghitung jarak dan waktu untuk perjalanan, namun jika menghitung fisika dan matematika aku sangat suka. Panik,, beberapa saat sang supir mulai bingung dan merasa ada kesalahan dengan jalan yang kami lewati. Irfan segera menelpon sang ketua pelaksana untuk menanyakan arah ke tempat tujuan. Tidak salah lagi kami tersesat dan tak tau arah jalan pulang, aku tanpamu butiran debu. Eh maksudnya kami telah salah jalan. Supir handalku segera berputar balik dan kembali menyetir dengan tenang.
Pandangannya yang serius saat menyetir sedikit mengundang tawa batinku. Itulah aku ada-ada saja yang membuatku gila sendiri. Lagi-lagi sang penunda perjalanan menghampiri, kali ini lebih panjang. Tapi tak berlangsung lama perjalanan kembali mulus, tapi kami telah jauh tersesat dari persimpangan menuju gunung puntang. Kiri-kanan ku pandangi perjalanan yang menurutku mengasyikkan ini, tawa-tiwi yang terjadi tak membuat kebosanan perjalananku.
Dan entah berapa menit berlalu, kami sampai di kawasan bumi perkemahan gunung puntang. Sebelum mengantarkan mobil istirahat di parkir, kami menyelesaikan semua administrasi dan absen zuhur ke ada sang Kuasa. Tidak langsung sampai, kami harus berjalan beberapa menit untuk sampai ke tenda perkemahan kami. Kios-kios makanan kami lewati, sudah entah berapa belas. Semilir angin mulai mengusap wajahku, menerpa jilbabku. Pemandangan indah ada di depan mataku, ratusan pohon menjulang tinggi menghujam di badan gunung puntang. Entah mengapa mata ku tertuju kepada sesosok orang yang seperti sedang setengah duduk di tebih sana, kutanya kepada nisa dan tio. Mereka mencari-cari yang kulihat sampai mata mereka tertuju pada apa yang kulihat. Aneh, tak tahu apa yang kami lihat benar namun sudahlah itu tak mengganggu fikiranku.
Tenda sudah berdiri, ada 3 tenda yang telah didirikan oleh kakak-kakak dan abang-abang tercinta. Ya, mereka datang lebih awal daripada kami. Namun kami belum bisa meneruskan kegiatan karena harus menunggu satu rombongan lagi yang masih di jemput sony. Tak ingin melewatkan waktu, rasanya setiap detik itu sangat berharga. Selfie-selfie pun di mulai. Sendiri, berdua, ramai-ramai, dari jauh dari dekat,, entah bagai mana aja gaya posenya. Lagi-lagi kemacetan jadi masalah, sudah lewat ashar mereka belum juga tiba. Aku, tio dan temen-temen segera ke bawah untuk melaksanakan shalat ashar, setelah shalat kami pun memesan mie rebus dan minuman hangat. Memang cocok dan sesuai, cuaca yang dingin dan mie yang panas dan pedas memberi kenikmatan tersendiri dalam setiap sendoknya.
Setelah selesai, kami segera bergegas ke atas, kami mulai mencari kesibukan masing-masing. Para adam membuat parit sekitar tenda, sedangkan kami para hawa bermain-main di sungai. Jumlah kami yang hanya bertujuh mengingatkan kami kisah 7 bidadari yang sedang mandi di kali. Tampang memang tak secantik bidadari, tapi kami tak peduli tetap saja berlagak bagaikan sang bidadari yang bersuka cita memainkan gemercik air.
Malam mulai menyongsong, udara semakin dingin, ba’da magrib rombongan sony baru tiba. Setelah memberikan beberapa waktu untuk mereka beristirahat. Kami mulai kegiatan dengan makan malam. Setelah makan malam acara api unggun pun kami mulai. Aku dan fadly sebagai MC mulai membuka acara. Di mulai dengan acara perkenalan, sambutan ketua pelaksana, ketua himarohu, bakar jagung hingga acara permainan putar botol yang mengundang detak-detik jantung setiap peserta. Berhubung aku MC-nya maka aku lah yang pertama memutarkan botol itu. Tak di sangka botol berhenti menunjuk tio, sorak-sorai dari teman-teman pun mulai. Pertanyaan di peroleh dari fadly tentang motivasi yang melatarbelakangi kehidupan tio, intinya penyemangat buat tio. Kalimat-kalimat mulai keluar dari mulutnya, keluargalah yang menjadi dasar semangatnya. Setelah beberapa peserta mendapat giliran lengkap dengan berbagai pertanyaan yang mulai ngaur dan heboh, tawa pun terdengat dari setiap peserta. Hingga sampai giliranku. Ya tuhan mengapa harus pertanyaaan itu yang aku terima, tentu aku sangat gerogi dan takut menjawabnya. Dasar sifatku yang tak pandai membohongi perasaan, membuat aku harus menjawab semua pertanyaan yang mereka lemparkan dengan jujur dan apa adanya. Tak peduli dia tau segalanya dan tak kuhiraukan dia akan membenciku, karna aku yakin tak ada yang salah dengan apa yang aku lakukan. Sudahlah lupa kan permainan itu. Acara tukar kado akan menutup pertemuanmalam itu, sungguh di sayangkan aku mendapatkan cukur bekas sang ketuan himarohu yang tanpa sepengetahuannya di bungkus oleh senior yang lain. Tidak apa ini cukup menjadi lelucon untuk yang lain. Aku senang melihat orang lain tertawa dengan hal-hal yang menimpaku. Begitu banyak kado lucu yang di terima peserta lain mulai dari parfum bekas, sabun mandi, hingga sebatang tusuk gigi. Sungguh humor sekali.
Setelah kegiatan selesai saatnya tidur. Berhubung cuaca sangat dingin dan aku mulai tak tak tahan, maka Aku, tara, weni, nisa, defri dan tio memilih untuk tidur di mobil dan tidak bergabung dengan yang lain di tenda. Yang lain mengizinkan, dan beberapa senior mengantarkan kami ke bawah untuk pergi istirahat ke mobil. Jalan tak bagus, turun naik, gelap mengundang takut dan tawa dari kami semua hingga ke mobil.
Perlahan kami rebahkan tubuh ini di kursi mobil. Tak lupa memakai jaket, kaos kaki dan sarung tangan. Mata perlahan mulai terpejam, meski tak bisa namun kami berusaha merayunya agar mau tertutup sejenak menyusuri alam mimpi. Sialnya, tak berapa lama kemudian dingin semakin menusuk ke tulang, membuat tara tidak tangan dan terbangun membangunkanku. Aku benar-benar panik. Ku olehkan minyak telon di sepanjang kaki dan tangannya. Hingga dia mlai tenang dan kembali terlelap. Namun dingin itu kembali menyiksa membuatku ingin menangis merintih menangan kebekuan yang membuatku sangat sakit. Rasanya ingin aku ajak tuhan kompromi untuk mendatangkan matahari lebih awal, namun apa yang bisa aku lakukan aku hanya berusaha menghangatkan tubuhku dengan minyak telon dan mulai memejamkan mata. Usaha ku berhasil hingga aku tertidur dan baru terbangun pukul enam. Tak peduli telah telat atau tidak aku dan teman ku segera bergegas untuk salat subuh dan memesan beberapa minuman hangat.
Udara pagi itu segar sekali, air sangat dingin dan itu membuatku terperanjat kedinginan. Kami kembali ke tenda, dan yang lain sudah berkumpul di dekat api dan membakar ayam, tak mau ketinggalan aku pun turut ikut andil. Setelah selesai menyiapkan sarapan kami mulai melakukan senam pagi. Senam riau sehat, dengan sedikit mengingat-ingat gerakan senam yang pernah kami gunakan ketika SD dulu, kami senam dengan riang dan gembira. Begitu besar anugrah yang telah ku terima, kesehatan jasmani yang sangat penting bagiku dan teman-temanku. Kekompakan dan keseruan kami mengundang perhatian, para petualang yang kebetulan juga melakukan kemah di sana mengalihkan pandangan mereka kepada tenda kami. Ada yang terpana, tertawa, tecengang dan ada yang mulai mengambil gambar dengan canon-nya ke arah kami.
Saatnya sarapan, ayam bakar yang kami bakar bersama akan segera kami santap di temani dengan cak kangkung sebagai menu pagi itu. Terlihat semangat teman-teman menyantap sarapan begitu lahap, entah karena enak atau karena lapar atau mungkin karena ingin menyiapkan tenaga untuk tracking yang akan kami lakukan per kelompok sebagai kegiatan selanjutnya. Ya, setelah mengisi suply kehidupan jasmani, kami segera melakukan tracking menuju pos-pos yang akan kami lewati dengan bantuan tanda panah yang di pasang di berbagaipohon sebagai penunjuk arah. Entah apa yang akan terjadi, perasaan tak enak, kepalaku terasa berat pandangan tak menentu. Tapi aku sanggup bertahan tanpa memperlihatkan apa yang aku rasakan hingga pos terakhir di sungai yang sangat membekukan jiwa itu.
Tak ingin bergabung dengan mereka menyambut dingin nya air di sungai itu.namun salah seorang teman memaksakan dan menghujam tubuh ini dengan untaian air yang terpancar di sekujur tubuh ini. Apa boleh buat sebagai kebersamaan aku paksakan bergabung. Tak bertahan lama, rasanya darahku mulai beku, tubuhku kaku, rasanya sudah tak mampu. Seorang dari mereka seperti merasakan apa yang aku rasakan. Di hampirinya aku dan di peluknya tubuh yang mulai gemetar melawan kebekuan jiwaku. Hingga kami kembali ke tenda, saat itu sudah hampir dzuhur. Aku segera menuj sebuah kamar mandi yang terletak cukup jauh dari tenda untuk membersihkan diri dan menumpang sholat kepada pemilik kamar mandi di antara pedagang jajanan di buper itu. Masih berlagak kuat, aku kembali ke tenda dan bergabung menyebarkan senyum dalam beberapa gambar bersama yang lainnya sebelum makan siang. bahkan sertelah makan aku masih berlagak biasa dan tetap oke, sampai perasaan yang tak aku inginkan tiba, tubuhku kembali menggigil, kepalaku berat, tubuhku lunglai, pandanganku sempoyongan, hingga aku memutuskan untuk menyendiri di tenda lainnya untuk merebahkan tubuh yang menurutku mulai melemah ini.
Beberapa senior mencoba menemukan obat yang pada akhirnya tak mereka dapatkan. Ku pejamkan mata untuk melawat sakitnya saraf-saraf di kepalaku, dengan samar-samar kulihat tio mendekat, dia menawarkan sebotol air mineral, aku menerimanya dan tanpa basa-basi aku memintanya untuk mencarikan obat untukku. Aku semakinmerasa rapuh di hadapannya, wanita macam apa aku ini hanya bisa menyusahkan meraka. Tak ku sangka dia sepanik itu, dengan pandangan muram ku lihat dia berlari, mungkin ingin mencari obat untukku. Tak butuh waktu yang lama, dia kembali dengan beberapa obat migran untukku, segera kuminum obat itu karena aku tak ingin menyusahkan mereka. Ibanya lagi, mereka tahu kondisiku yang mulai tak sesuai dengan kondisi tenda yang semakin panas. Beberapa teman dan seniorku menyarankanku ke tenda pria yang sekiranya lebih dingin dari tenda tempatku terbaring. Rasanya ini sangat memalukan, saat semua akan tertawa berbahagia atas perasaan fresh setelah bersenang-senang, namun itu tak terjadi padaku. Aku harus kembali dengan kondisi yang tidak baik.
Entah apa saja acara penutup yang mereka lakukan, aku hanya terbaring, menikmati reaksi obat yang mengundang kantuk. Entah mengapa aku begitu lemah, tangis bagai seorang anak kecil yang menginginkan boneka barbie saat menemani ibunya kepasar. Keadaan ekonomi yang berkekurangan membuat sang bunda tidak bisa mengabulkan keinginan putrinya. Begitulah aku menangis merengek ingin segera pulang. Tangis semakin aku rasakan saat semua keluar dari tenda untuk berfoto bersama sedangkan aku hanya terbaring lemah. Aku tak menyalahkan mereka, ketika tak satu pun di antara mereka ingin menemaniku di kala itu, aku hanya merasa begitu tak berartinya aku ini. Ku ajak hati ini bernego, mereka menyayangi dan sangat peduli terhadapku, hanya saja ini bukan waktu yang tepat untuk mengurusi wanita lemah sepertiku, aku kecewa dengan keadaanku, keadaan yang tak bisa aku hadapi dengan kuat. Kuakui makanku akhir-akhir itu memang tak enak, istirahat pun tak begitu baik, mungkin aku sangat merindukan perhatian keluargaku, perhatian yang hampir nyaris tak pernah aku dapatkan secara kasat mata.
Pandanganku sudah baik, namun terasa begitu lemah, tak ku sangka ia menginginkanku pulang bersama dan duduk di depan bersamanya. Aku merasa cukup simpati saat itu, dugaanku benar mereka menyayangiku. Tak ingin merepotkannya, mungkin aku terlalu percaya diri sehingga berfikir tak ingin membuyarkan fikirannya ketika menyetir hingga ku putuskan untuk tak ikut dengannya. Padahal mungkin itu tak akan terjadi aku saja yang berfikir terlalu jauh dan terlalu percaya diri. Entahlah, mengapa semua terkadang membuatku menjadi aneh. Sangat jarang terjadi, aku tidak begitu lihat untuk tidur saat dalam perjalanan, namun di perjalanan pulang aku mengahbiskan waktu untuk meninggalkan alam nyata sejenak. Tak kunikmati macet yang mungkin menghiasi perjalanan pulang kami.
***
 segitu aja ya, ini foto-foto yang kami simpan sebagai kenangan. ikuti terus ya coretan aku, wassalam... :)

api unggun

ayam bakar

tracking

pembagian hadiah

memory
 
jembatan ke arah tenda

foto bersama

koleksi

cowo narsis

senam pagi

haha

api unggun

1 komentar:

  1. Wynn Resorts Casino Map & Floor Plans - Mapyro
    The Wynn Resort & Casino is a Las 제천 출장샵 Vegas, NV hotel with 과천 출장안마 471 rooms, with 69 김천 출장안마 suites 사천 출장샵 and an 춘천 출장샵 additional 152 suites for guests.

    BalasHapus