assalamu'alaikum ukhti,,, :D ini ada postingan lagi nih, kutipan dari novel aku yang sedang dalam proses penulisan... yukkz di simak berbagai cerita yang aku kemas dalam coretanku,,,
Coretan 8
Bumi perkemahan gunung puntang
Ribuan
kalimat terurai indah dari bibir ini, menyelimuti indahnya kabut di pagi yang
cukup mengasyikkan, rasanya tak ada habisnya untuk bersyukur atas segala nikmat
yang Ia berikan. Burung-burung menari seolah
ingin menyampaikan kegembiraannya terhadap suasana di pagi itu. Kulihat hp-ku
bergetar, owh pesan dari ayah. Ayah bertanya tentang kemah yang akan aku
laksanakan bersama teman-temanku dalam acara Kemah Gembira Himpunan Mahasiswa
Rokan Hulu Bandung, di gunung Puntang
Pengalengan. Ya, iya ayahku sayang, aku
akan hati-hati, tidak jauh dari kawan, tepat makan dan tepat shalat. Ayah
adalah sesosok pria terhebat dalam hidupku. Ayahku bukan malaikat yang tidak
memiliki dosa, kekurangan tentu banyak ia miliki. Tapi dia adalah pria yang
terhebat dan super sedunia. Begitu juga ibuku, tak ada wanita terindah yang aku
punya selain dia. Dia lah semangatku untuk menjalani segala bentuk aral
kehidupan yang aku lewati.
Kusiapkan
semua kebutuhan yang sekiranya perlu aku bawa. Ya begitulah wanita, ini itu
harus di bawa, ini itu harus di persiapkan. Tak sabar rasanya ingin menikmati
indahnya pemandangan gunung yang selama ini hanya aku lihat di tivi dan gambar
di buku,hehe kasihan. Mobil sudah parkir di depan, tio sang supir sudah siap
sedia, dan teman-teman sudah siap meluncur. Harapan kami hanya bisa sampai
tepat waktu, lancar, selamat sampai tujuan dan menikmati keindahan alam yang
permai di Buper gunung puntang.
Mobil
melaju menuju lokasi, kebiasaan yang selalu terjadi di setiap kota sudah mulai
kami rasakan, ya, apa lagi kalau bukan Macet panjang. Bagaikan ribuan deretan mobil
yang sedang parkir. Sampai kapan negeri tercinta ini harus mengikuti alur
kehidupan yang terkadang sangat menyiksa ini. Ingin terbebas dari semua itu
seperti berharap suatu keajaiban yang mungkin tak akan terjadi. Tak berhenti
celotehan teman ku untuk meramaikan perjalanan. Ide yang bagus, setidaknya
kekacauan lalu lintas yang amat sembraut ini dapat kulupakan sejenak. Ya ya
ya,,, tra la la tra li li.. kebosanan perjalanan mulai aku rasakan, ku coba
pejamkan mata ini namun tak berhasil. Kembali aku dan teman-teman bercerita
untuk mengisi kekosongan yang aku rasakan. Perasaan yang kacau tentang kekhawatiranku akan kesehatan ayahku kembali
aku rasakan. Teringat kata-kata temanku saat kamu merasa gundah ingatlah Dia,
panjatkan doa pada-Nya. Ketenangan kembali aku rasakan.
Entah
berapa kilometer telah kami lewati, aku paling tak lihai dalam menghitung jarak
dan waktu untuk perjalanan, namun jika menghitung fisika dan matematika aku
sangat suka. Panik,, beberapa saat sang supir mulai bingung dan merasa ada
kesalahan dengan jalan yang kami lewati. Irfan segera menelpon sang ketua
pelaksana untuk menanyakan arah ke tempat tujuan. Tidak salah lagi kami
tersesat dan tak tau arah jalan pulang, aku tanpamu butiran debu. Eh maksudnya
kami telah salah jalan. Supir handalku segera berputar balik dan kembali
menyetir dengan tenang.
Pandangannya
yang serius saat menyetir sedikit mengundang tawa batinku. Itulah aku ada-ada
saja yang membuatku gila sendiri. Lagi-lagi sang penunda perjalanan
menghampiri, kali ini lebih panjang. Tapi tak berlangsung lama perjalanan
kembali mulus, tapi kami telah jauh tersesat dari persimpangan menuju gunung
puntang. Kiri-kanan ku pandangi perjalanan yang menurutku mengasyikkan ini,
tawa-tiwi yang terjadi tak membuat kebosanan perjalananku.
Dan
entah berapa menit berlalu, kami sampai di kawasan bumi perkemahan gunung
puntang. Sebelum mengantarkan mobil istirahat di parkir, kami menyelesaikan
semua administrasi dan absen zuhur ke ada sang Kuasa. Tidak langsung sampai,
kami harus berjalan beberapa menit untuk sampai ke tenda perkemahan kami.
Kios-kios makanan kami lewati, sudah entah berapa belas. Semilir angin mulai
mengusap wajahku, menerpa jilbabku. Pemandangan indah ada di depan mataku,
ratusan pohon menjulang tinggi menghujam di badan gunung puntang. Entah mengapa
mata ku tertuju kepada sesosok orang yang seperti sedang setengah duduk di
tebih sana, kutanya kepada nisa dan tio. Mereka mencari-cari yang kulihat
sampai mata mereka tertuju pada apa yang kulihat. Aneh, tak tahu apa yang kami
lihat benar namun sudahlah itu tak mengganggu fikiranku.
Tenda
sudah berdiri, ada 3 tenda yang telah didirikan oleh kakak-kakak dan
abang-abang tercinta. Ya, mereka datang lebih awal daripada kami. Namun kami
belum bisa meneruskan kegiatan karena harus menunggu satu rombongan lagi yang
masih di jemput sony. Tak ingin melewatkan waktu, rasanya setiap detik itu
sangat berharga. Selfie-selfie pun di mulai. Sendiri, berdua, ramai-ramai, dari
jauh dari dekat,, entah bagai mana aja gaya posenya. Lagi-lagi kemacetan jadi
masalah, sudah lewat ashar mereka belum juga tiba. Aku, tio dan temen-temen
segera ke bawah untuk melaksanakan shalat ashar, setelah shalat kami pun
memesan mie rebus dan minuman hangat. Memang cocok dan sesuai, cuaca yang
dingin dan mie yang panas dan pedas memberi kenikmatan tersendiri dalam setiap
sendoknya.
Setelah
selesai, kami segera bergegas ke atas, kami mulai mencari kesibukan masing-masing.
Para adam membuat parit sekitar tenda, sedangkan kami para hawa bermain-main di
sungai. Jumlah kami yang hanya bertujuh mengingatkan kami kisah 7 bidadari yang
sedang mandi di kali. Tampang memang tak secantik bidadari, tapi kami tak
peduli tetap saja berlagak bagaikan sang bidadari yang bersuka cita memainkan
gemercik air.
Malam
mulai menyongsong, udara semakin dingin, ba’da magrib rombongan sony baru tiba.
Setelah memberikan beberapa waktu untuk mereka beristirahat. Kami mulai
kegiatan dengan makan malam. Setelah makan malam acara api unggun pun kami
mulai. Aku dan fadly sebagai MC mulai membuka acara. Di mulai dengan acara
perkenalan, sambutan ketua pelaksana, ketua himarohu, bakar jagung hingga acara
permainan putar botol yang mengundang detak-detik jantung setiap peserta.
Berhubung aku MC-nya maka aku lah yang pertama memutarkan botol itu. Tak di
sangka botol berhenti menunjuk tio, sorak-sorai dari teman-teman pun mulai.
Pertanyaan di peroleh dari fadly tentang motivasi yang melatarbelakangi
kehidupan tio, intinya penyemangat buat tio. Kalimat-kalimat mulai keluar dari
mulutnya, keluargalah yang menjadi dasar semangatnya. Setelah beberapa peserta
mendapat giliran lengkap dengan berbagai pertanyaan yang mulai ngaur dan heboh,
tawa pun terdengat dari setiap peserta. Hingga sampai giliranku. Ya tuhan
mengapa harus pertanyaaan itu yang aku terima, tentu aku sangat gerogi dan
takut menjawabnya. Dasar sifatku yang tak pandai membohongi perasaan, membuat
aku harus menjawab semua pertanyaan yang mereka lemparkan dengan jujur dan apa
adanya. Tak peduli dia tau segalanya dan tak kuhiraukan dia akan membenciku,
karna aku yakin tak ada yang salah dengan apa yang aku lakukan. Sudahlah lupa
kan permainan itu. Acara tukar kado akan menutup pertemuanmalam itu, sungguh di
sayangkan aku mendapatkan cukur bekas sang ketuan himarohu yang tanpa
sepengetahuannya di bungkus oleh senior yang lain. Tidak apa ini cukup menjadi
lelucon untuk yang lain. Aku senang melihat orang lain tertawa dengan hal-hal
yang menimpaku. Begitu banyak kado lucu yang di terima peserta lain mulai dari
parfum bekas, sabun mandi, hingga sebatang tusuk gigi. Sungguh humor sekali.
Setelah
kegiatan selesai saatnya tidur. Berhubung cuaca sangat dingin dan aku mulai tak
tak tahan, maka Aku, tara, weni, nisa, defri dan tio memilih untuk tidur di
mobil dan tidak bergabung dengan yang lain di tenda. Yang lain mengizinkan, dan
beberapa senior mengantarkan kami ke bawah untuk pergi istirahat ke mobil.
Jalan tak bagus, turun naik, gelap mengundang takut dan tawa dari kami semua
hingga ke mobil.
Perlahan
kami rebahkan tubuh ini di kursi mobil. Tak lupa memakai jaket, kaos kaki dan
sarung tangan. Mata perlahan mulai terpejam, meski tak bisa namun kami berusaha
merayunya agar mau tertutup sejenak menyusuri alam mimpi. Sialnya, tak berapa
lama kemudian dingin semakin menusuk ke tulang, membuat tara tidak tangan dan
terbangun membangunkanku. Aku benar-benar panik. Ku olehkan minyak telon di
sepanjang kaki dan tangannya. Hingga dia mlai tenang dan kembali terlelap.
Namun dingin itu kembali menyiksa membuatku ingin menangis merintih menangan
kebekuan yang membuatku sangat sakit. Rasanya ingin aku ajak tuhan kompromi
untuk mendatangkan matahari lebih awal, namun apa yang bisa aku lakukan aku
hanya berusaha menghangatkan tubuhku dengan minyak telon dan mulai memejamkan
mata. Usaha ku berhasil hingga aku tertidur dan baru terbangun pukul enam. Tak
peduli telah telat atau tidak aku dan teman ku segera bergegas untuk salat
subuh dan memesan beberapa minuman hangat.
Udara
pagi itu segar sekali, air sangat dingin dan itu membuatku terperanjat
kedinginan. Kami kembali ke tenda, dan yang lain sudah berkumpul di dekat api
dan membakar ayam, tak mau ketinggalan aku pun turut ikut andil. Setelah
selesai menyiapkan sarapan kami mulai melakukan senam pagi. Senam riau sehat,
dengan sedikit mengingat-ingat gerakan senam yang pernah kami gunakan ketika SD
dulu, kami senam dengan riang dan gembira. Begitu besar anugrah yang telah ku
terima, kesehatan jasmani yang sangat penting bagiku dan teman-temanku.
Kekompakan dan keseruan kami mengundang perhatian, para petualang yang
kebetulan juga melakukan kemah di sana mengalihkan pandangan mereka kepada
tenda kami. Ada yang terpana, tertawa, tecengang dan ada yang mulai mengambil
gambar dengan canon-nya ke arah kami.
Saatnya
sarapan, ayam bakar yang kami bakar bersama akan segera kami santap di temani
dengan cak kangkung sebagai menu pagi itu. Terlihat semangat teman-teman
menyantap sarapan begitu lahap, entah karena enak atau karena lapar atau
mungkin karena ingin menyiapkan tenaga untuk tracking yang akan kami lakukan
per kelompok sebagai kegiatan selanjutnya. Ya, setelah mengisi suply kehidupan
jasmani, kami segera melakukan tracking menuju pos-pos yang akan kami lewati
dengan bantuan tanda panah yang di pasang di berbagaipohon sebagai penunjuk
arah. Entah apa yang akan terjadi, perasaan tak enak, kepalaku terasa berat
pandangan tak menentu. Tapi aku sanggup bertahan tanpa memperlihatkan apa yang
aku rasakan hingga pos terakhir di sungai yang sangat membekukan jiwa itu.
Tak
ingin bergabung dengan mereka menyambut dingin nya air di sungai itu.namun
salah seorang teman memaksakan dan menghujam tubuh ini dengan untaian air yang
terpancar di sekujur tubuh ini. Apa boleh buat sebagai kebersamaan aku paksakan
bergabung. Tak bertahan lama, rasanya darahku mulai beku, tubuhku kaku, rasanya
sudah tak mampu. Seorang dari mereka seperti merasakan apa yang aku rasakan. Di
hampirinya aku dan di peluknya tubuh yang mulai gemetar melawan kebekuan
jiwaku. Hingga kami kembali ke tenda, saat itu sudah hampir dzuhur. Aku segera
menuj sebuah kamar mandi yang terletak cukup jauh dari tenda untuk membersihkan
diri dan menumpang sholat kepada pemilik kamar mandi di antara pedagang jajanan
di buper itu. Masih berlagak kuat, aku kembali ke tenda dan bergabung
menyebarkan senyum dalam beberapa gambar bersama yang lainnya sebelum makan
siang. bahkan sertelah makan aku masih berlagak biasa dan tetap oke, sampai
perasaan yang tak aku inginkan tiba, tubuhku kembali menggigil, kepalaku berat,
tubuhku lunglai, pandanganku sempoyongan, hingga aku memutuskan untuk
menyendiri di tenda lainnya untuk merebahkan tubuh yang menurutku mulai melemah
ini.
Beberapa
senior mencoba menemukan obat yang pada akhirnya tak mereka dapatkan. Ku pejamkan
mata untuk melawat sakitnya saraf-saraf di kepalaku, dengan samar-samar kulihat
tio mendekat, dia menawarkan sebotol air mineral, aku menerimanya dan tanpa
basa-basi aku memintanya untuk mencarikan obat untukku. Aku semakinmerasa rapuh
di hadapannya, wanita macam apa aku ini hanya bisa menyusahkan meraka. Tak ku
sangka dia sepanik itu, dengan pandangan muram ku lihat dia berlari, mungkin
ingin mencari obat untukku. Tak butuh waktu yang lama, dia kembali dengan
beberapa obat migran untukku, segera kuminum obat itu karena aku tak ingin
menyusahkan mereka. Ibanya lagi, mereka tahu kondisiku yang mulai tak sesuai
dengan kondisi tenda yang semakin panas. Beberapa teman dan seniorku
menyarankanku ke tenda pria yang sekiranya lebih dingin dari tenda tempatku
terbaring. Rasanya ini sangat memalukan, saat semua akan tertawa berbahagia
atas perasaan fresh setelah bersenang-senang, namun itu tak terjadi padaku. Aku
harus kembali dengan kondisi yang tidak baik.
Entah
apa saja acara penutup yang mereka lakukan, aku hanya terbaring, menikmati
reaksi obat yang mengundang kantuk. Entah mengapa aku begitu lemah, tangis
bagai seorang anak kecil yang menginginkan boneka barbie saat menemani ibunya
kepasar. Keadaan ekonomi yang berkekurangan membuat sang bunda tidak bisa mengabulkan
keinginan putrinya. Begitulah aku menangis merengek ingin segera pulang. Tangis
semakin aku rasakan saat semua keluar dari tenda untuk berfoto bersama
sedangkan aku hanya terbaring lemah. Aku tak menyalahkan mereka, ketika tak
satu pun di antara mereka ingin menemaniku di kala itu, aku hanya merasa begitu
tak berartinya aku ini. Ku ajak hati ini bernego, mereka menyayangi dan sangat
peduli terhadapku, hanya saja ini bukan waktu yang tepat untuk mengurusi wanita
lemah sepertiku, aku kecewa dengan keadaanku, keadaan yang tak bisa aku hadapi
dengan kuat. Kuakui makanku akhir-akhir itu memang tak enak, istirahat pun tak
begitu baik, mungkin aku sangat merindukan perhatian keluargaku, perhatian yang
hampir nyaris tak pernah aku dapatkan secara kasat mata.
Pandanganku
sudah baik, namun terasa begitu lemah, tak ku sangka ia menginginkanku pulang
bersama dan duduk di depan bersamanya. Aku merasa cukup simpati saat itu,
dugaanku benar mereka menyayangiku. Tak ingin merepotkannya, mungkin aku
terlalu percaya diri sehingga berfikir tak ingin membuyarkan fikirannya ketika
menyetir hingga ku putuskan untuk tak ikut dengannya. Padahal mungkin itu tak
akan terjadi aku saja yang berfikir terlalu jauh dan terlalu percaya diri.
Entahlah, mengapa semua terkadang membuatku menjadi aneh. Sangat jarang
terjadi, aku tidak begitu lihat untuk tidur saat dalam perjalanan, namun di
perjalanan pulang aku mengahbiskan waktu untuk meninggalkan alam nyata sejenak.
Tak kunikmati macet yang mungkin menghiasi perjalanan pulang kami.
***
segitu aja ya, ini foto-foto yang kami simpan sebagai kenangan. ikuti terus ya coretan aku, wassalam... :)
![]() |
api unggun |
![]() |
ayam bakar |
![]() |
tracking |
![]() |
pembagian hadiah |
![]() |
memory |
![]() |
foto bersama |
![]() |
koleksi |
![]() |
cowo narsis |
![]() |
senam pagi |
![]() |
haha |
![]() |
api unggun |
Wynn Resorts Casino Map & Floor Plans - Mapyro
BalasHapusThe Wynn Resort & Casino is a Las 제천 출장샵 Vegas, NV hotel with 과천 출장안마 471 rooms, with 69 김천 출장안마 suites 사천 출장샵 and an 춘천 출장샵 additional 152 suites for guests.