LAPORAN
TUGAS
Perilaku
Organisasi
(
Case of Leadership)
Disusun
untuk memenuhi salah satu tugas
mata
kuliah Prilaku Organisasi
Disusun oleh :
1. Fadli
Hidayat (135246005)
2. Nori
Susanti (135246011)
3. Robbi
(135246012)
4. Wilda
Handayani (135246019)

Kelas II MA
Rokan Hulu
PROGRAM
MANAJEMEN ASET
JURUSAN
ADMINISTRASI NIAGA
POLITEKNIK
NEGERI BANDUNG
2014
I.
PERMASALAHAN/KASUS
CASE
INCIDENT 1 Leadership Mettle Forged in
Battle
In
2008, facing a serious shortage of leadership-ready employees at the store management
level, Walmart decided to recruit from the U.S. military.The company sent recruiters
to military job fairs and hired 150 junior military officers, pairing them with
store mentors to learn on the job. The result: Walmart claims that it’s been
able to bring in world-class leaders who were ready to take over once they had
learned the retail business that Walmart could easily teach them.Other
organizations that have heavily recruited from the military in recent years
include GE, Home Depot, Lowe’s, State Farm Insurance, Merck, and Bank of
America.
It’s
not really surprising to see companies turn to the military for leadership
potential. A long tradition of books and seminars advises leaders to think like
military leaders ranging from Sun Tzu to Norman Schwarzkopf. And military
veterans do have a variety of valuable skills learned through experience.
General David Petraeus notes, “Tell me anywhere in the business world where a
22- or 23-year-old is responsible for 35 or 40 other indi- viduals on missions
that involve life and death . . . They’re under enormous scrutiny, on top of
everything else. These are pretty formative experiences. It’s a bit of a
crucible-like experience that they go through.” Military leaders are also used
to having to make due in less than optimal conditions, negotiate across
cultures, and oper- ate under extreme stress.”
However, they do have to relearn some lessons
from the service. Some may not be used to leading someone like an eccentric
computer programmer who works strange hours and dresses like a slob, but who
brings more to the company’s bottom line than a conventional employee would.
Indeed, in some companies like Google, there is nothing like the chain of
command military leaders are used to. Still, most forecasts suggest there will
be an ample supply of battle-tested military leaders ready to report for corporate
duty in the near future, and many companies are
eager to have them.
Questions
:
1. Do
you think leaders in military contexts exhibit the same qualities as
organizational leaders? Why or why not?
2. In what ways not mentioned in the case would
military leadership lessons not apply in the private sector? What might
military leaders have to re-learn to work in business?
3. Are
specific types of work or situations more likely to benefit from the presence
of “battle-tested” leaders? List a few examples.
II.
TERJEMAHAN
KASUS
KASUS
KEJADIAN1 Kepemimpinan keberanian Ditempa di Battle
Pada tahun 2008, Menghadapi kurang seriusnya kesiapan karyawan memimpin pada tingkat manajemen toko, walmart memutuskan untuk merekrut dari militer AS. Perusahaan mengirim perekrut untuk job fair militer dan mempekerjakan 150 perwira militer junior, memasang mereka untuk belajar dalam pekerjaan. Hasilnya: Walmart mengklaim bahwa itubisa membawa para pemimpin kelas dunia yang siap untuk mengambil alihsetelah mereka belajarbisnis ritelyang Walmart bisa dengan mudah mengajar mereka. Organisasi-organisasi lain yang telah banyak direkrut dari militer dalam beberapa tahun terakhir termasukGE, Home Depot, Lowe, State FarmInsurance, Merck, danBank of America.
Initidak benar-benar mengejutkan untuk
melihat perusahaan beralih ke militer untuk potensi kepemimpinan.
Sepanjang tradisi bukudan seminar menasihati para pemimpin untuk
berpikir seperti pemimpin militer mulai dariSunTzu hingga Norman Schwarzkopf. Dan veteran militer memiliki
berbagai keterampilan yang berhargabelajar melalui pengalaman. Jenderal David Petraeus mencatat, "Katakan dalamdunia bisnis mana saja yang 22 atau 23 tahun bertanggung jawab
untuk 35 atau 40 individu-individu lain pada misi yang melibatkan hidup dan
mati. ..Merekadi bawah pengawasan yang sangat besar,
diatas segalanya. Ini adalahpengalaman
yang cukup formatif. Itu adalah sedikit dari wadah-seperti pengalaman yang mereka lalui. "Para pemimpin militer juga sudah terbiasa menyelesaikan
pekerjaan dibawah kondisi optimal, berunding antar budaya, dan beroperasi
dibawah tekanan yang amat tinggi."
Bagaimanapun
juga mereka tetap harus mempelajari kembali beberapa hal tentang pelayanan.
Beberapa dari mereka mungkin tidak terbiasa untuk memimpin seseorang
seperti programer komputer yang eksentrik yang bekerja pada waktu-waktu yang
tidak wajar dan berpakaian seperti gelandangan, tapi itu merupakan orang yang
memberikan sumbangsih yang lebih banyak kepada perusahaan di tingkat bawah
dibandingkan dengan apa yang dilakukan pegawai konvensional. Tentu saja di
perusahaan seperti Google, tidak ada rantai perintah seperti yang
biasanya dilakukan para pemimpin militer.Namun, sebagian
besar perkiraan menunjukkan akan adapasokan banyak pemimpin militer pertempuran-diuji
siap untuk melapor kewajiban perusahaand alam waktu
dekat, dan banyak perusahaan yang ingin memiliki mereka.
Pertanyaan
:
1. ApakahAnda
berpikir pemimpin dalam konteks militer menunjukkan kualitas yang sama sebagai
pemimpin organisasi? Mengapa atau
mengapa tidak?
2. Dalam
hal apa tidak disebutkan dalam kasusinipelajaran kepemimpinan militer tidak
berlakudi sektor swasta? Apa mungkin pemimpin
militer harus kembali belajaruntuk bekerja dalam bisnis?
3. Apakah
jenis-jenis pekerjaan atau situasi-situasi tertentu kelihatannya memperoleh
manfaat dari adanya pemimpin-pemimpin yang teruji? Tuliskan beberapa
contoh!
III.
PEMBAHASAN
KASUS
Hal
yang menjadi masalah utama dalam perusahaan Walmart adalah Kurang seriusnya
kesiapan karyawan untuk memimpin pada tingkat manajemen toko. Sehingga solusi
yang diambil walmart untuk menyesaikan masalah tersebut adalah dengan cara
merekrut pemimpin dari militer AS sebagai pemimpin. Adapun hasil dari solusi
yang mereka lakukan tersebut Walmart
mengklaim bahwa solusi tersebut mampu membawa para pemimpin kelas dunia yang
siap untuk mengambil alih kepemimpinan mereka.
Kelebihan
yang diperoleh dengan merekrut pemimpin militer tersebut adalah walmart bisa
dengan mudah mengajar pemimpin militer mengenai bisnis mereka, pemimpin militer
juga sudah terbiasa menyelesaikan pekerjaan dibawah kondisi optimal, berunding
antar budaya, dan beroperasi dibawah tekanan yang amat tinggi.
IV.
PEMBAHASAN
PERTANYAAN KASUS
Jawaban
:
1. Menurut
kami Pemimpin dalam konteks militer menunjukkan kualitas yang tidak sama
sebagai pemimpin organisasi karena terdapat perbedaan antara kepemimpinan
militer dan kepemimpinan pemimpin organisasi. Yang membedakan secara mencolok kepemimpinan
militer dengan kepemimpinan lainnya ialah ciri-ciri yang khas, yaitu dengan
tradisi komando, kerja sama yang sangat kompak, dan disiplin tinggi dengan
kepatuhan total. Para pemimpin militer itu pada awal perjuangan tidak diangkat
oleh pemerintah, akan tetapi muncul secara alami atas kemauan sendiri.
Sifat-sifat kepemimpinan militer yang sangat menonjol adalah:
a. Otoriter
lewat komando dan asas efisiensi
b. Ada disiplin
yang tinggi serta pengabdian penuh pada tugas-tugas
c. Interaksi
yang searah, disertai kepatuhan total terhadap komando dengan penentuan
tugas-tugas yang jelas, dan juga rasa tanggung jawab yang besar.
d. Memiliki
stamina fisik dan mental yang tinggi berkat latihan-latihan rutin setiap hari.
e. Bersikap
selalu terbuka terhadap perubahan, ide-ide baru, dan modernisasi
Sedangkan kepemimpinan sebagai pemimpin organisasi
lebih pada teori kepemimpinan yang mutakhir. Yang mana teori-teori ini memiliki
gaya kepemimpinan yang cukup berbeda dengan kepemimpinan militer. Ada pun teori
kepemimpinan yang mutakhir sebagai berikut :
a. LEADER-MEMBER
EXCHANGE (LMX) THEORY
Model
ini meletakkan fokus pada proses pengaruh timbal balik antara atasan-bawahan.
Menurut teori yang juga dikenal dengan the vertical dyad linkage theory ini,
atasan atau pemimpin memperlakukan bawahannya dengan cara yang tidak sama.
Karena tekanan waktu, pemimpin membangun hubungan khusus dengan sekelompok
kecil bawahannya. Orang-orang dalam kelompok kecil ini membentuk in-groups-mereka
adalah orang-orang yang dipercaya oleh pemimpin, mendapat perhatian yang lebih
besar, dan cenderung menerima perlakuan yang istimewa dari pemimpin.
b. KEPEMIMPINAN
TRANSFORMASIONAL
Sejarah dunia dan
sejarah organisasi mencatat sejumlah pemimpin dengan keberhasilan luar biasa
dalam menciptakan perubahan-perubahan mendasar terhadap kepercayaan, persepsi,
nilai, dan tindakan para pengikut mereka. Mereka dapat dipandang sebagai
agen-agen kunci perubahan sosial, yang mentransformasikan masyarakat melalui
ucapan dan perbuatan mereka. Orang-orang yang mencapai prestasi seperti itu
sering disebut sebagai pemimpin karismatik atau pemimpin transformasional.
Kepemimpinan
transformasional lebih menyandarkan diri pada jenis- jenis reaksi spesifik yang
ditunjukkan oleh pengikut, ketimbang pada sifat-sifat tertentu yang dimiliki
pemimpin. Reaksi-reaksi ini meliputi (1) tingkat kinerja yang melebihi kinerja
normal, (2) derajat pengabdian, kesetiaan, dan penghormatan yang tinggi
terhadap pemimpin, (3) antusiasme untuk, dan kegairahan terhadap, pemimpin dan
gagasan-gagasannya, dan (4) kemauan pengikut untuk mengorbankan kepentingan
pribadi demi tujuan bersama yang lebih tinggi.
2. Pelajaran
kepemimpinan militer yang tidak berlaku di sektor swasta dapat di lihat dari
segi perintahnya karena dalamkonteks militer hubungan leader danfollower
dikenal dengan hubungan antara“komandan dan anak buah.” Bentukhubungan yang
terjalin bersifat komando,artinya perintah seorang komandan adalah sesuatu yang
harus dilaksanakantanpa harus menolak. Sedangkan hal seperti itu tidak berlaku
di sektor swasta karena pada sektor swasta leader harus mampu memerintahkan
suatu tugas kepada followers dengan tegas tapi followers tidak harus langsung
melaksanakan melainkan followers-nya bisa menilai perintah dan memberi masukan,
ide, saran atau pendapat yang dapat membawa hasil atau tujuan menjadi lebih
baik atas perintah yang di berikan leader, dan jika ide itu di nilai dapat
memberi kontribusi yang baik maka leader harus bisa menerima masukan tersebut
dengan bijak.
Berbicara tentang kebutuhan pemimpin militer untuk belajar
kembali, kami menilai hal itu di butuhkan karena untuk memimpin suatu
organisasi pemimpin militer juga harus belajar kembali mengenai bisnis terutama
tentang pelayanan. Hal ini berguna untuk memberikan pengetahuan kepada pemimpin
militer mengenai bisnis perusahaan atau organisasi yang bersangkutan sehingga
pemimpin tersebut mampu memimpin karyawan sesuai dengan konsep bisnis dalam
organisasi tersebut dan orang atau karyawan yang di pimpin mau mengikuti
perintah atau petunjuk yang mereka berikan.
3. Pemimpin-pemimpin
yang teruji tentunya memberikan manfaat bagi jenis pekerjaan atau situasi
tertentu. Karena pemimpin memiliki tugas pokok untuk melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen seperti merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan dan mengawasi
seluruh kegiatan dalam organisasi.Agar orang- orang yang dipimpin mau bekerja
secara efektif seorang pemimipin harus memiiki inisiatif dan kreatif harus
selalu memperhatikan hubungan manusiawi.Selain itu secara lebih rinci tugas
seorang pemimpin meliputi pengambilan keputusan menetapkan sasaran dan menyusun
kebijaksanaan,mengorganisasikan dan menempatkan pekerja, mengkordinasikan
kegiatan-kegiatan secara vertical (antara bawahan dan atasan) dan/atau secara
horizontal (antar bagian atau unit),serta memimpin dan mengawasi pelaksanaan
kegita tersebut.
Semua
jenis pekerjaan akan mendapatkan manfaat yang baik jika memiliki pemimpin yang
telah teruji, apabila di daftar berikut jenis pekerjaannya :
a. Bidang
pemerintahan seperti presiden, gubernur, bupati, staf ahli pemerintahan dsb.
b. Bidang
hukum seperti pengacara, hakim, jaksa, polisi dsb.
c. Bidang
pendidikan seperti guru, kepala dinas dsb.
d. Bidang
kesehatan seperti dokter, bidan, perawat dsb.
e. Bidang
perniagaan seperti pedagang, buruh dsb.
f. Bidang
kesenian seperti aktor, penyanyi, seniman dsb.
g. Serta
bidang pertanian, bidang pekebunan, bidang perikanan dsb.
Sedangkan untuk situasi yang bisanya di
hadapi dalam suatu organisasi, Harvard Business Review (Nov 2007) memperkenalkan framework Cynefin
yaitu sebuah framework
(kerangka kerja) untuk leadership yang membagi situasi dalam 5 bagian yaitu :
a.
SIMPLE – Best Practice Area
Situasi yang sederhana (Simple) adalah situasi yang memiliki
stabilitas dan hubungan sebab akibat yang jelas.
b. Complicated – Expert Area
Situasi yang complicated mempunyai solusi lebih dari satu tetapi hubungan
sebab akibat masih tetap jelas.
c. Complex – The Domain of Emergence
Situasi complex tidak dapat diprediksi,
pemimpin sebaiknya bereksperimen sampai sebuah pola yang jelas muncul.
d. Chaotic – Domain of Fast Response
Situasi
kacau mengharuskan pemimpin untuk membangun keteraturan, merasakan dimana
stabilitas berada atau hilang, dan bekerja untuk mengubah situasi yang kacau ke
complex.
e.
Summary
Pemimpin harus dapat merasakan pada
situasi apa mereka berada dan menyesuaikan pola kepemimpinannya dengan keadaan
tersebut.
Sehingga dengan memiliki pemimpin
yang telah teruji diharapkan segala bentuk pengambilan keputusan yang tepat
pada setiap situasi di atas.
V.
KESIMPULAN
Pemimpin
sangat berpengaruh terhadap suatu organisasi, pemilihan gaya kepemimpinan yang
tepat juga harus di perhatikan baik bersifat otokratik maupun transformasional.
Kemudian tidak semua pelajaran yang ada pada kepemimpinan militer berlaku di
sektor swasta begitu pula sebaliknya. Memiliki pemimpin yang teruji sangat
memberikan manfaat yang baik pada situasi dan jenis pekerjaan tertentu.
Daftar Pustaka
Chan, Alvin, The Full
Range LeadershipModel and Its Application to the Singapore Armed Forces, (dalam www.mindef.gov.sg, 6 Nopember 2004).
Wexley, Ph.D, Kenneth N
& Gary A. Yuki, Ph.D.1992. Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia. Jakarta. Rineka Cipta.
Robbins,
S. P., & Judge, T. A. (2013). Organizational
behavior. (15th Ed.). Upper Saddle River, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
T.
Setyawan, Palgunadi. 2009. Menapaki Jalan
Mendaki. Jakarta : Gema Insani.
Manurug.
2012. “pemimpin dan kepemimpinan (apakah kepemimpinan abnormal itu)”. Sumber:http://johannes-manurung.blogspot.com/2012/06/pemimpin-dan-kepemimpinan-apakah.html.
14 juni 2012.
McKenna, op. cit. h. 401.
Ibid; Robbins & Judge, op. cit.
h. 414.
Greenberg & Baron, op.
cit.
McKenna, op. cit. h. 408.
Dalam Robbins & Judge, op.
cit. h. 431.
Ibid. h. 432.
Robbins & Judge, op. cit.
h. 437.
Bass (1985), dalam Robbins &
Judge, op. cit.
Robbins & Judge, op. cit.
Ibid.
McKenna, op. cit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar