Senin, 20 Oktober 2014

Tugas kita _Leadership Mettle Forged in Battle



LAPORAN TUGAS
Perilaku Organisasi
( Case of Leadership)

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Prilaku Organisasi

Disusun  oleh :
1.      Fadli Hidayat (135246005)
2.      Nori Susanti (135246011)
3.      Robbi (135246012)
4.      Wilda Handayani (135246019)


Kelas II MA Rokan Hulu
PROGRAM MANAJEMEN ASET
JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2014

I.                  PERMASALAHAN/KASUS
CASE INCIDENT 1    Leadership Mettle Forged in Battle
In 2008, facing a serious shortage of leadership-ready employees at the store management level, Walmart decided to recruit from the U.S. military.The company sent recruiters to military job fairs and hired 150 junior military officers, pairing them with store mentors to learn on the job. The result: Walmart claims that it’s been able to bring in world-class leaders who were ready to take over once they had learned the retail business that Walmart could easily teach them.Other organizations that have heavily recruited from the military in recent years include GE, Home Depot, Lowe’s, State Farm Insurance, Merck, and Bank of America. 

It’s not really surprising to see companies turn to the military for leadership potential. A long tradition of books and seminars advises leaders to think like military leaders ranging from Sun Tzu to Norman Schwarzkopf. And military veterans do have a variety of valuable skills learned through experience. General David Petraeus notes, “Tell me anywhere in the business world where a 22- or 23-year-old is responsible for 35 or 40 other indi- viduals on missions that involve life and death . . . They’re under enormous scrutiny, on top of everything else. These are pretty formative experiences. It’s a bit of a crucible-like experience that they go through.” Military leaders are also used to having to make due in less than optimal conditions, negotiate across cultures, and oper- ate under extreme stress.”
  However, they do have to relearn some lessons from the service. Some may not be used to leading someone like an eccentric computer programmer who works strange hours and dresses like a slob, but who brings more to the company’s bottom line than a conventional employee would. Indeed, in some companies like Google, there is nothing like the chain of command military leaders are used to. Still, most forecasts suggest there will be an ample supply of battle-tested military leaders ready to report for corporate duty in the near future, and many companies are  eager to have them.

Questions :
1.      Do you think leaders in military contexts exhibit the same qualities as organizational leaders? Why or why not?
2.       In what ways not mentioned in the case would military leadership lessons  not  apply in the private sector? What might military leaders have to re-learn to work in business?
3.      Are specific types of work or situations more likely to benefit from the presence of “battle-tested” leaders? List a few examples. 


II.                TERJEMAHAN KASUS

KASUS KEJADIAN1 Kepemimpinan keberanian Ditempa di Battle

            Pada tahun 2008, Menghadapi kurang seriusnya  kesiapan karyawan  memimpin pada tingkat manajemen toko, walmart memutuskan untuk merekrut dari militer AS. Perusahaan mengirim perekrut untuk job fair militer dan mempekerjakan 150 perwira militer junior, memasang mereka untuk belajar dalam pekerjaan. Hasilnya: Walmart mengklaim bahwa  itubisa membawa para pemimpin kelas dunia yang siap untuk mengambil alihsetelah mereka belajarbisnis ritelyang Walmart bisa dengan mudah mengajar mereka. Organisasi-organisasi lain yang telah banyak direkrut dari militer dalam beberapa tahun terakhir termasukGE, Home Depot, Lowe, State FarmInsurance, Merck, danBank of America.
Initidak benar-benar mengejutkan untuk melihat perusahaan beralih ke militer untuk potensi kepemimpinan. Sepanjang tradisi bukudan seminar menasihati para pemimpin untuk berpikir seperti pemimpin militer mulai dariSunTzu hingga Norman Schwarzkopf. Dan veteran militer memiliki berbagai keterampilan yang berhargabelajar melalui pengalaman. Jenderal David Petraeus mencatat, "Katakan dalamdunia bisnis mana saja yang 22 atau 23 tahun bertanggung jawab untuk 35 atau 40 individu-individu lain pada misi yang melibatkan hidup dan mati. ..Merekadi bawah pengawasan yang sangat besar, diatas segalanya. Ini adalahpengalaman yang cukup formatif. Itu adalah sedikit dari wadah-seperti pengalaman yang mereka lalui. "Para pemimpin militer juga sudah terbiasa menyelesaikan pekerjaan dibawah kondisi optimal, berunding antar budaya, dan beroperasi dibawah tekanan yang amat tinggi."
Bagaimanapun juga mereka tetap harus mempelajari kembali beberapa hal tentang pelayanan.  Beberapa dari mereka mungkin tidak terbiasa untuk memimpin seseorang seperti programer komputer yang eksentrik yang bekerja pada waktu-waktu yang tidak wajar dan berpakaian seperti gelandangan, tapi itu merupakan orang yang memberikan sumbangsih yang lebih banyak kepada perusahaan di tingkat bawah dibandingkan dengan apa yang dilakukan pegawai konvensional. Tentu saja di perusahaan seperti Google, tidak ada rantai perintah seperti yang  biasanya dilakukan para pemimpin militer.Namun, sebagian besar perkiraan menunjukkan akan adapasokan banyak pemimpin militer pertempuran-diuji siap untuk melapor kewajiban perusahaand alam waktu dekat, dan banyak perusahaan yang ingin memiliki mereka.

Pertanyaan :
1.      ApakahAnda berpikir pemimpin dalam konteks militer menunjukkan kualitas yang sama sebagai pemimpin organisasi? Mengapa atau mengapa tidak?
2.      Dalam hal apa tidak disebutkan dalam kasusinipelajaran kepemimpinan militer tidak berlakudi sektor swasta? Apa mungkin pemimpin militer harus kembali belajaruntuk bekerja dalam bisnis?
3.      Apakah jenis-jenis pekerjaan atau situasi-situasi tertentu kelihatannya memperoleh manfaat dari adanya pemimpin-pemimpin yang teruji? Tuliskan beberapa contoh!





III.             PEMBAHASAN KASUS
Hal yang menjadi masalah utama dalam perusahaan Walmart adalah Kurang seriusnya kesiapan karyawan untuk memimpin pada tingkat manajemen toko. Sehingga solusi yang diambil walmart untuk menyesaikan masalah tersebut adalah dengan cara merekrut pemimpin dari militer AS sebagai pemimpin. Adapun hasil dari solusi yang mereka lakukan tersebut  Walmart mengklaim bahwa solusi tersebut mampu membawa para pemimpin kelas dunia yang siap untuk mengambil alih kepemimpinan mereka.
Kelebihan yang diperoleh dengan merekrut pemimpin militer tersebut adalah walmart bisa dengan mudah mengajar pemimpin militer mengenai bisnis mereka, pemimpin militer juga sudah terbiasa menyelesaikan pekerjaan dibawah kondisi optimal, berunding antar budaya, dan beroperasi dibawah tekanan yang amat tinggi.


IV.             PEMBAHASAN PERTANYAAN KASUS

Jawaban :

1.      Menurut kami Pemimpin dalam konteks militer menunjukkan kualitas yang tidak sama sebagai pemimpin organisasi karena terdapat perbedaan antara kepemimpinan militer dan kepemimpinan pemimpin organisasi. Yang membedakan secara mencolok kepemimpinan militer dengan kepemimpinan lainnya ialah ciri-ciri yang khas, yaitu dengan tradisi komando, kerja sama yang sangat kompak, dan disiplin tinggi dengan kepatuhan total. Para pemimpin militer itu pada awal perjuangan tidak diangkat oleh pemerintah, akan tetapi muncul secara alami atas kemauan sendiri. Sifat-sifat kepemimpinan militer yang sangat menonjol adalah:
a.       Otoriter lewat komando dan asas efisiensi
b.      Ada disiplin yang tinggi serta pengabdian penuh pada tugas-tugas
c.       Interaksi yang searah, disertai kepatuhan total terhadap komando dengan penentuan tugas-tugas yang jelas, dan juga rasa tanggung jawab yang besar.
d.      Memiliki stamina fisik dan mental yang tinggi berkat latihan-latihan rutin setiap hari.
e.       Bersikap selalu terbuka terhadap perubahan, ide-ide baru, dan modernisasi
Sedangkan kepemimpinan sebagai pemimpin organisasi lebih pada teori kepemimpinan yang mutakhir. Yang mana teori-teori ini memiliki gaya kepemimpinan yang cukup berbeda dengan kepemimpinan militer. Ada pun teori kepemimpinan yang mutakhir sebagai berikut :
a.       LEADER-MEMBER EXCHANGE (LMX) THEORY   
Model ini meletakkan fokus pada proses pengaruh timbal balik antara atasan-bawahan. Menurut teori yang juga dikenal dengan the vertical dyad linkage theory ini, atasan atau pemimpin memperlakukan bawahannya dengan cara yang tidak sama. Karena tekanan waktu, pemimpin membangun hubungan khusus dengan sekelompok kecil bawahannya. Orang-orang dalam kelompok kecil ini membentuk in-groups-mereka adalah orang-orang yang dipercaya oleh pemimpin, mendapat perhatian yang lebih besar, dan cenderung menerima perlakuan yang istimewa dari pemimpin.
b.      KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
Sejarah dunia dan sejarah organisasi mencatat sejumlah pemimpin dengan keberhasilan luar biasa dalam menciptakan perubahan-perubahan mendasar terhadap kepercayaan, persepsi, nilai, dan tindakan para pengikut mereka. Mereka dapat dipandang sebagai agen-agen kunci perubahan sosial, yang mentransformasikan masyarakat melalui ucapan dan perbuatan mereka. Orang-orang yang mencapai prestasi seperti itu sering disebut sebagai pemimpin karismatik atau pemimpin transformasional.
Kepemimpinan transformasional lebih menyandarkan diri pada jenis- jenis reaksi spesifik yang ditunjukkan oleh pengikut, ketimbang pada sifat-sifat tertentu yang dimiliki pemimpin. Reaksi-reaksi ini meliputi (1) tingkat kinerja yang melebihi kinerja normal, (2) derajat pengabdian, kesetiaan, dan penghormatan yang tinggi terhadap pemimpin, (3) antusiasme untuk, dan kegairahan terhadap, pemimpin dan gagasan-gagasannya, dan (4) kemauan pengikut untuk mengorbankan kepentingan pribadi demi tujuan bersama yang lebih tinggi.  

2.      Pelajaran kepemimpinan militer yang tidak berlaku di sektor swasta dapat di lihat dari segi perintahnya karena dalamkonteks militer hubungan leader danfollower dikenal dengan hubungan antara“komandan dan anak buah.” Bentukhubungan yang terjalin bersifat komando,artinya perintah seorang komandan adalah sesuatu yang harus dilaksanakantanpa harus menolak. Sedangkan hal seperti itu tidak berlaku di sektor swasta karena pada sektor swasta leader harus mampu memerintahkan suatu tugas kepada followers dengan tegas tapi followers tidak harus langsung melaksanakan melainkan followers-nya bisa menilai perintah dan memberi masukan, ide, saran atau pendapat yang dapat membawa hasil atau tujuan menjadi lebih baik atas perintah yang di berikan leader, dan jika ide itu di nilai dapat memberi kontribusi yang baik maka leader harus bisa menerima masukan tersebut dengan bijak.
      Berbicara tentang kebutuhan pemimpin militer untuk belajar kembali, kami menilai hal itu di butuhkan karena untuk memimpin suatu organisasi pemimpin militer juga harus belajar kembali mengenai bisnis terutama tentang pelayanan. Hal ini berguna untuk memberikan pengetahuan kepada pemimpin militer mengenai bisnis perusahaan atau organisasi yang bersangkutan sehingga pemimpin tersebut mampu memimpin karyawan sesuai dengan konsep bisnis dalam organisasi tersebut dan orang atau karyawan yang di pimpin mau mengikuti perintah atau petunjuk yang mereka berikan.

3.      Pemimpin-pemimpin yang teruji tentunya memberikan manfaat bagi jenis pekerjaan atau situasi tertentu. Karena pemimpin memiliki tugas pokok untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen seperti merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan dan mengawasi seluruh kegiatan dalam organisasi.Agar orang- orang yang dipimpin mau bekerja secara efektif seorang pemimipin harus memiiki inisiatif dan kreatif harus selalu memperhatikan hubungan manusiawi.Selain itu secara lebih rinci tugas seorang pemimpin meliputi pengambilan keputusan menetapkan sasaran dan menyusun kebijaksanaan,mengorganisasikan dan menempatkan pekerja, mengkordinasikan kegiatan-kegiatan secara vertical (antara bawahan dan atasan) dan/atau secara horizontal (antar bagian atau unit),serta memimpin dan mengawasi pelaksanaan kegita tersebut.
Semua jenis pekerjaan akan mendapatkan manfaat yang baik jika memiliki pemimpin yang telah teruji, apabila di daftar berikut jenis pekerjaannya :
a.       Bidang pemerintahan seperti presiden, gubernur, bupati, staf ahli pemerintahan dsb.
b.      Bidang hukum seperti pengacara, hakim, jaksa, polisi dsb.
c.       Bidang pendidikan seperti guru, kepala dinas dsb.
d.      Bidang kesehatan seperti dokter, bidan, perawat dsb.
e.       Bidang perniagaan seperti pedagang, buruh dsb.
f.       Bidang kesenian seperti aktor, penyanyi, seniman dsb.
g.      Serta bidang pertanian, bidang pekebunan, bidang perikanan dsb.

Sedangkan untuk situasi yang bisanya di hadapi dalam suatu organisasi, Harvard Business Review (Nov 2007) memperkenalkan framework Cynefin yaitu sebuah framework (kerangka kerja) untuk leadership yang membagi situasi dalam 5 bagian yaitu :
a.       SIMPLE – Best Practice Area
Situasi yang sederhana (Simple) adalah situasi yang memiliki stabilitas dan hubungan sebab akibat yang jelas.
b.      Complicated – Expert Area
Situasi yang complicated mempunyai solusi lebih dari satu tetapi hubungan sebab akibat masih tetap jelas.
c.       Complex – The Domain of Emergence
Situasi complex tidak dapat diprediksi, pemimpin sebaiknya bereksperimen sampai sebuah pola yang jelas muncul.
d.      Chaotic – Domain of Fast Response
Situasi kacau mengharuskan pemimpin untuk membangun keteraturan, merasakan dimana stabilitas berada atau hilang, dan bekerja untuk mengubah situasi yang kacau ke complex.
e.       Summary
Pemimpin harus dapat merasakan pada situasi apa mereka berada dan menyesuaikan pola kepemimpinannya dengan keadaan tersebut.

Sehingga dengan memiliki pemimpin yang telah teruji diharapkan segala bentuk pengambilan keputusan yang tepat pada setiap situasi di atas.







V.                KESIMPULAN
Pemimpin sangat berpengaruh terhadap suatu organisasi, pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat juga harus di perhatikan baik bersifat otokratik maupun transformasional. Kemudian tidak semua pelajaran yang ada pada kepemimpinan militer berlaku di sektor swasta begitu pula sebaliknya. Memiliki pemimpin yang teruji sangat memberikan manfaat yang baik pada situasi dan jenis pekerjaan tertentu.
























Daftar Pustaka

Chan, Alvin, The Full Range LeadershipModel and Its Application to the Singapore Armed           Forces, (dalam www.mindef.gov.sg, 6 Nopember 2004).
Wexley, Ph.D, Kenneth N & Gary A. Yuki, Ph.D.1992. Perilaku Organisasi dan Psikologi            Personalia. Jakarta. Rineka Cipta.
Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2013). Organizational behavior. (15th Ed.). Upper Saddle River, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
T. Setyawan, Palgunadi. 2009. Menapaki Jalan Mendaki. Jakarta : Gema Insani.
Manurug. 2012. “pemimpin dan kepemimpinan (apakah kepemimpinan abnormal itu)”.      Sumber:http://johannes-manurung.blogspot.com/2012/06/pemimpin-dan-kepemimpinan-apakah.html. 14 juni 2012.
McKenna, op. cit. h. 401.
Ibid; Robbins & Judge, op. cit. h. 414.
Greenberg & Baron, op. cit.
McKenna, op. cit. h. 408.
Dalam Robbins & Judge, op. cit. h. 431.
Ibid. h. 432.
Robbins & Judge, op. cit. h. 437.
Bass (1985), dalam Robbins & Judge, op. cit.
Robbins & Judge, op. cit.
Ibid.
McKenna, op. cit.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar