Alunan lagu cinta kuputar di laptop
kesayanganku. Menerawang fikiran ke alam khayal. Alam yang sulit di gapai.
Fikiranku melaju menuju rasa yang tak bertuan ini. Perasaan yang sudah lebih
satu tahun bersemayam di jiwa yang lara ini. Kehidupan terasa sangat berat
akhir-akhir ini. Entah apa dan mengapa kegelisahan menghantui hari-hariku.
Perasaan tak memiliki juga turut membayangi, rasa tak memiliki apapapun dan
siapapun. Semua terasa berbeda, beberapa diantara mereka yang dulu mendukung
perasaanku akhir-akhir ini seperti mulai tak peduli, makin pupus sudah
harapanku. Lalu mampukah aku membuang jauh perasaan yang tak berbalas ini.
Ku ambil pena di saku kecil tasku, ku ukir
namanya dan namaku pada selembar kertas putih, terasa tak pantas tulisan itu di
tulis. Seorang gadis miskin yang tak pantas bersanding dengannya. Hanya
bagaikan penghalang di jalan yang lurus, bagaikan noda di kertas putih,
benar-benar tak memberi keindahan. Lalu mengapa aku seperti ini, berharap
sesuatu yang tak mampu ku raih.
Akankah itu hanya ketakutanku saja, takut jika
dia tak pantas untukku, takut jika dia tak menginginkanku, takut dan jika aku
tak mampu membahagiakannya. Membahagiakannya??? Mengapa satu kata itu yang
selalu muncul ketika fikiranku berlabuh tentangnya. Bagaimana dengan
kebahagiaanku? Apakah aku tidak memikirkannya. Terkadang cinta itu memang tidak
adil, tak mampu membedakan hitam dan putih. Tak ingin aku larut dalam khalayan
yang tak bertepi itu.
Mataku tertuju pada sebuah situs beasiswa
yang ada di laptopku. Ke jepang,, sungguh menarik. Mampukah aku mnginjakkan
kaki di negara sakura itu, mampukah aku menggali ilmu yang menggunung. Menjadi
bekal kehidupan di masa mendatang. Ingin aku keluar dari negara tercinta ini
untuk menggali ilmu sebanyak-banyaknya dan kembali dalam pengabdian yang
setulus-tulusnya. Namun akankah gadis miskin ini bisa mewujudkan mimpi itu. Air
mataku jatuh di pipi ini, tidak terasa. Ku hapus sembari beristigfar dalam hati
yang mulai gaduh ini.
Langkah kaki bergerak menuju tempat
tidurku, ku rebahkan tubuh ini untuk melepas lelah, lelah hati, lelah fisik dan
lelah fikir. Tak butuh waktu lama Khayalan lain datang menggantikan, akankah
aku mampu menggapai satu kebahagian untuk keluargaku. Mengapa aku merasa tak
memiliki waktu lagi, rasanya tak ingin aku habiskan waktu ini tanpa keluargaku.
Takut jika aku harus pergi jauh dan tak kembali. Takut jika aku harus menjalani
masa sulitku tanpa mereka. Melihat keluargaku dalam tawa lepas dan senyum
bahagia memang keinginanku, ingin melihat adik-adikku sekolah dengan peralatan
lengkap tak seperti aku dulu. Ingin melihat ayah dan ibuku bahagia tanpa beban.
Ku tengadah tangan kecil ini, berharap dengan penuh ridho kepada-Nya. Meminta
kekuatan untuk bertahan dan memiliki waktu untuk membahagiakan mereka. Memohon
agar mampu mengukir kebahagiaan yang nyata bagi keluargaku tercinta.
Kututup doa itu dengan doa tidur, ku
matikan lampu kamar dan ku pejamkan mata. Semoga Allah senantiasa melindungiku.
Begitulah aku dan hayalan semuku.
😄😄
BalasHapus😄😄
BalasHapus